Search Engine Submission - AddMe Free Meta Tag Generator Dandy Hermawan Post: Kumpulan Artikel Kesehatan
readbud - get paid to read and rate articles
videobb
Powerful Strategy
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
AyuWage Services - Get Paid to Visits Sites and Complete Surveys
http://www.emailcashpro.com
richgoptr.com Popular 1:1 Traffic Exchange
Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner
HyperCompound - Invest With Confidence NEO Progress
Affiliate Program ”Get Money from your Website”
Online Job for All. Work from home computer.
Permanent Links
Permanent Links: Traffic Forever
Improve your website organic search. Buy permanent links to your website and get visitors forever.
www.buypermalink.com

Monday, September 26, 2011

Kumpulan Artikel Kesehatan

Anggur Dapat Menurunkan Hipertensi



Setelah 18 minggu, tikus yang diberi serbuk anggur mengalami penurunan tekanan darah, fungsi jantung yang lebih baik, dan pengurangan radang apabila dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi serbuk anggur.


"Penemuan ini mendukung teori kami bahwa terdapat suatu zat di dalam anggur yang berkhasiat langsung bagi kesehatan jantung, selain manfaatnya terhadap menurunnya tekanan darah", kata Mitchell Seymour, MS, seorang peneliti.

Para peneliti mempelajari khasiat buah anggur yang lazim dikonsumsi (campuran antara anggur hijau, merah, dan hitam), dengan cara memberikan anggur tersebut dalam bentuk serbuk ke tikus percobaan di laboratorium.

Antibiotik Mengurangi Kematian Pasien ICU



Setelah 4 minggu, lebih sedikit kematian terjadi pada kelompok yang menerima antibiotik dibandingkan kelompok kontrol. Angka kematiannya turun sebesar 2,9% pada kelompok pasien yang menerima pasta antibiotik oral, dan sebesar 3,5% pada kelompok pasien yang mendapatkan antibiotik melalui pipa yang tersambung ke lambung dan infus. 

Tidak terdapat perbedaan nyata antara kedua kelompok pasien penerima antibiotik ini, dan juga tidak terjadi peningkatan dalam jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Akan tetapi hasil yang didapat dari penelitian ini telah memicu perdebatan panjang apakah pemberian antibiotik sebagai langkah pencegahan mampu mengimbangi kemungkinan adanya resistensi antibiotik. Untuk menjawabnya nampaknya diperlukan penelitian lain yang lebih mendalam tentang topik ini.

Kesimpulan ini didapatkan oleh suatu penelitian yang melibatkan hampir 6.000 pasien di 13 rumah sakit Belanda, dan dilaksanakan oleh Dr. Anne Marie de Smet, Prof. Jan Kluytmans, dan Prof. Marc Bonten, di bawah pengawasan University Medical Center Utrecht. 

Pada penelitian yang dicantumkan di dalam The New England Journal of Medicine ini, para pasien dibagi menjadi 3 kelompok, yakni kelompok pasien yang menerima antibiotik berupa pasta secara oral sebanyak 4 kali sehari, kelompok pasien yang selain menerima pasta antibiotik oral juga mendapatkan antibiotik yang diberikan melalui pipa yang disambungkan ke lambung dan infus, sedangkan kelompok pasien yang terakhir adalah kelompok kontrol dan hanya menerima perlakuan standar ruang ICU.

Aspirin Tidak Direkomendasikan Untuk Cegah Stroke



Review paper ini juga menyatakan bahwa sejumlah referensi yang diterbitkan antara tahun 2005 hingga 2008 menganjurkan penggunaan aspirin dosis rendah sebagai pencegahan primer CVD pada sejumlah pasien (misalnya pasien yang berumur 50 tahun ke atas, pengidap diabetes tipe 2, dan penderita tekanan darah tinggi); akan tetapi tidak ada bukti yang memadai untuk mendukung terapi dengan aspirin tersebut, malahan ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa aspirin tidak berguna untuk pencegahan primer CVD.

Salah satu contohnya adalah sebuah meta analisis yang baru-baru ini diterbitkan di the Lancet. Analisis ini membuktikan bahwa semua kematian yang terjadi akibat penyakit jantung koroner dan stroke tidak menunjukkan perbedaan antara kelompok pengguna aspirin dan kelompok kontrol, malah kelompok yang menggunakan aspirin lebih berisiko terkena pendarahan saluran pencernaan dan extracranial [Lancet 2009;373:1849-60].

Di dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa bukti terkini tidak membenarkan penggunaan rutin aspirin dosis rendah untuk pencegahan primer CVD (cardiovascular disease), atau penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah, pada pasien yang nampak sehat, bahkan bagi yang memiliki kenaikan tekanan darah atau juga diabetes. Hal ini disebabkan potensi risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan aspirin lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh pasien.

Jamur, Teh Hijau Mencegah Kanker Payudara



Penelitian yang dicantumkan di International Journal of Cancer ini juga menunjukkan bahwa wanita yang selain mengkonsumsi jamur, juga mengkonsumsi teh hijau setiap hari, memiliki peluang terkena kanker payudara sebesar 11-18% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi keduanya.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Min Zhang dari University of Western Australia ini merupakan penelitian pertama yang mengkaitkan antara konsumsi jamur dan teh hijau dengan pengurangan risiko terkena kanker payudara.

Penelitian ini dilaksanakan di daerah China bagian tenggara, melibatkan lebih dari 2000 peserta penelitian yang didata pola makannya.

Para peneliti menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi jamur segar sebanyak 10 gram atau lebih setiap harinya, memiliki peluang dua per tiga kali lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi jamur. Lebih lanjut, ditemukan pula bahwa mereka yang memakan 4 gram atau lebih jamur kering per hari memiliki risiko setengah kali lebih rendah bila dibandingkan mereka yang tidak makan jamur.

Kafein Membunuh Sel Kanker Kulit



Kanker kulit nonmelanoma tidak mengalami metastasis atau mengakibatkan kematian dengan cepat, dan merupakan jenis kanker kulit yang paling lazim. Sedangkan kanker kulit melanoma adalah jenis kanker kulit yang dapat menyebabkan kematian.

Kanker kulit nonmelanoma biasanya disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet, karena sinarnya dapat menyebabkan sel-sel kulit bermutasi. 

Penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa orang yang meminum kopi atau teh secara rutin memiliki risiko lebih rendah untuk terkena kanker kulit jenis nonmelanoma.
Ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa konsumsi secangkir kopi dapat menurunkan risiko terkena kanker kulit sebesar 5% pada 90.000 wanita ras Kaukasian yang menjadi obyek penelitian tersebut. Namun kopi/teh yang dihilangkan kadar kafeinnya (decaffeinated) tidak menunjukkan khasiat ini.

Hal ini disebabkan kandungan kafein yang terdapat pada kopi mampu membunuh sel-sel yang rusak akibat sinar ultraviolet, yang merupakan penyebab utama dari beberapa jenis kanker kulit.

Kaitan Erat Antara Kehangatan Raga dan Kehangatan Jiwa



Kajian terbaru dari sekelompok peneliti menyatakan bahwa ada hubungan erat antara kehangatan secara fisik (raga) dengan kehangatan pada jiwa. Mereka menemukan bahwa orang yang menggenggam secangkir kopi panas selama 10-25 detik bereaksi bersahabat dengan orang yang baru dikenalnya. Sebaliknya, jika mereka menggenggam secangkir es kopi, mereka akan kurang ramah terhadap orang asing.

Hasil kajian terbaru ini diterbitkan hari Jumat kemarin di jurnal Science, merupakan penelitian terkini yang menjelaskan bagaimana sifat-sifat fisik dapat secara tidak sadar mempengaruhi reaksi kejiwaan. 

"Proses kejiwaan kita tidak dapat dipisahkan dari kondisi tubuh", kata John Bargh, seorang psikologis dari Yale University, yang juga tergabung dalam penelitian tersebut.

Pada percobaan kedua, sebanyak 53 orang diminta untuk memegang therapeutic pad yang dingin dan yang hangat. Sebagai imbalannya, mereka diminta untuk memilih apakah mau segelas minuman dingin untuk diminum sendiri, ataukah secangkir es krim yang dapat dibagi dengan orang lain. Ternyata orang yang memegang therapeutic pad hangat, 54% memilih untuk berbagi dengan orang lain dan hanya 46% yang memilih untuk dinikmati sendiri. Sebanyak 75% orang yang memegang therapeutic pad dingin memilih untuk menikmati minumannya sendiri.

Para peneliti mengatakan bahwa hubungan antara kehangatan temperatur dan emosi dimulai sejak masa bayi, dimana kehangatan dipeluk berarti makanan, perlindungan, dan kasih sayang. Oleh karena itu kehangatan dalam bentuk segelas kopi hangat atau mandi air hangat mampu membangkitkan kenangan itu kembali.

Kekurangan Vitamin D Memicu Penyakit Jantung



Sedangkan pada penelitian yang diterbitkan oleh Journal of The American College of Cardiology, John H Lee MD dari Mid America Heart Institute dan University of Missouri di Kansas City beserta rekan-rekannya juga menemukan bahwa kurangnya kadar serum vitamin D berkaitan erat dengan tingginya risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Kekurangan vitamin D dapat mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Juga, kekurangan vitamin D dapat mengaktifkan hormon paratiroid, yang menyebabkan resistensi insulin. Hal ini menjadi penyebab diabetes, hipertensi, dan inflamasi. 

Pada penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Cardiology, Dae Hyun Kim MD dan rekan-rekannya dari Jefferson Medical College di Philadelphia, menganalisis data serum 25-hidroksivitamin D dan penyakit jantung pada 8.351 pasien. Mereka menemukan bahwa tingkat kejadian kekurangan vitamin D (kadar kurang dari 30 ng/mL) pada kelompok pasien tersebut adalah 74%. Semakin rendah kadar vitamin D, terdapat peningkatan frekuensi penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, serta penyakit arteri perifer.

Kopi Menurunkan Risiko Terkena Dementia



Meminum kopi ternyata mampu menurunkan risiko sesorang untuk terkena dementia (kelainan mental kronis yang ditandai dengan gangguan daya ingat dan perubahan perilaku). Hal ini dibuktikan oleh sekelompok ilmuwan dari Swedia dan Denmark yang memeriksa data konsumsi kopi pada 1.409 laki-laki dan perempuan paruh baya selama 21 tahun. Selama periode 21 tahun ini, sebanyak 61 orang peserta penelitian mengalami dementia, dan 48 orang mengalami penyakit Alzheimer's.

Setelah mengevaluasi faktor-faktor sosioekonomik dan kesehatan, termasuk kadar kolesterol dan tekanan darah, para ilmuwan menemukan bahwa orang yang meminum 3-5 cangkir kopi setiap hari memiliki peluang sebesar 65% lebih besar untuk tidak terkena dementia bila dibandingkan dengan orang yang meminum kopi dua cangkir atau kurang per hari. 

Namun Dr. Miia Kivipelto, yang memimpin penelitian ini, tidak menganjurkan untuk meminum kopi sebagai langkah pencegahan terhadap dementia. "Ini hanyalah kajian pengamatan, kami tidak punya bukti bahwa dengan meminum kopi, maka orang yang semula tidak minum kopi akan terlindungi dari dementia", katanya.

Para ilmuwan mengusulkan beberapa kemungkinan mengapa kopi mampu menurunkan risiko dementia. Beberapa penelitian sebelumnya telah menghubungkan konsumsi kopi dengan penurunan risiko terkena diabetes tipe 2, yang pada gilirannya diabetes ini meningkatkan risiko dementia. Pada percobaan dengan hewan, kafein terbukti mampu menghambat pembentukan plak amiloid di otak, yang merupakan salah satu penanda penyakit Alzheimer's. Kopi juga dikatakan memiliki khasiat antioksidan pada aliran darah, yang mampu menurunkan faktor risiko pembuluh darah pada penyakit Alzheimer's.

Dr. Kivipelto juga menyatakan bahwa ada penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa kopi mampu mengurangi risiko terkena penyakit Parkinson's.
Penelitian ini dimuat dalam The Journal of Alzheimer's Disease.

Mengenal Pil KB Terpadu



Pil Keluarga Berencana (KB) Terpadu, atau disebut juga Combined Oral Contraceptive Pill (COCP), adalah kombinasi dari estrogen dan progestin (progestogen) yang digunakan secara oral untuk menghambat kesuburan wanita normal. Dengan kata lain, obat ini dapat digunakan untuk tujuan keluarga berencana. 

Obat ini harus diminum pada waktu yang sama setiap harinya. Jika ada pil yang lupa diminum selama lebih dari 12 jam, maka khasiat kontrasepsinya akan berkurang. Pada umumnya obat ini dikemas dalam kemasan yang berisi 21 pil tanpa plasebo, atau 28 pil yang berisi 7 pil plasebo. Untuk kemasan yang berisi 21 pil, sebutir pil diminum setiap hari selama 3 minggu, kemudian diikuti dengan seminggu tanpa pil. Sedangkan untuk kemasan yang berisi 28 pil, sebutir pil diminum setiap hari selama 3 minggu, kemudian dilanjutkan dengan 7 pil plasebo yang diminum sebutir sehari. 

Pil plasebo tidak berisi zat aktif estrogen atau progestin, namun biasanya hanya berisi suplemen zat besi, karena kebutuhan akan zat besi meningkat selama masa menstruasi. Bila pil plasebo tidak diminum maka tidak akan mempengaruhi efektivitas pengobatan.

Mekanisme kerja obat ini adalah dengan cara menghambat ovulasi melalui penurunan frekuensi sinyal hormon GnRH (gonadotropin-releasing hormone) oleh hipotalamus. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya pelepasan hormon FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). Efek ini terutama disebabkan oleh progestogen. Sedangkan estrogen berperan dalam menstabilkan endometrium dengan harapan mengurangi pendarahan, serta membantu menghambat ovulasi.

Mekanisme kerja sekunder dari semua golongan obat yang mengandung progestagen adalah penghambatan penetrasi sperma dari leher (serviks) rahim menuju ke saluran kelamin yang lebih atas (uterus dan tuba falopi) dengan cara meningkatkan viskositas (kekentalan) lendir di serviks.

Khasiat pil KB terpadu akan menurun bila obat ini diminum bersamaan dengan obat lain yang mengandung rifampisin, barbiturat, fenitoin, dan karbamazepin. Antibiotik berspektrum luas, seperti ampisilin dan doksisiklin, dapat mempengaruhi flora bakteri yang bermanfaat untuk mendaur ulang etinilestradiol di usus besar. 

Efek samping yang ditimbulkan oleh pil KB ini meliputi pendarahan, meningkatnya sekresi vagina, berkurangnya jerawat, kekakuan pada payudara, membesarnya payudara, pusing, muntah, meningkatnya tekanan darah, dan melasma.

Selain untuk tujuan keluarga berencana, seringkali kontrasepsi oral ini digunakan untuk mengobati endometriosis, menstruasi yang terasa sakit, serta jerawat.

Migrain Melawan Kanker Payudara



Wanita yang terkena migrain, memiliki kemungkinan lebih rendah terserang kanker payudara. Hasil penelitian oleh Christopher Li, MD, ini dipublikasikan di jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention baru-baru ini. 

Li dan rekan-rekannya mempelajari data 3.412 wanita yang berusia 55-79 tahun (yang telah mengalami menopouse) di wilayah Seattle, dari jumlah itu sebanyak 1.938 wanita telah didiagnosis menderita kanker payudara dan 1.474 wanita lainnya tidak terserang kanker. Data tentang riwayat migrain peserta percobaan tersebut diperoleh dari diagnosis tenaga kesehatan. 

Ternyata wanita yang menderita migrain mengalami penurunan risiko terkena IDC (invasive ductal carcinoma) sebesar 33%, selain itu mereka juga mengalami penurunan risiko terkena ILC (invasive lobular carcinoma) sebesar 32% bila dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami migrain. 

Li mengatakan bahwa mekanisme biologis yang mengakibatkan hal ini belum seutuhnya diketahui, namun ada kemungkinan bahwa hal ini disebabkan oleh mekanisme hormonal. "Migrain nampaknya tergantung pada hormon, mengingat migrain lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria, dan juga beberapa pemicu utama migrain yang telah diketahui juga berhubungan dengan hormon", kata Li. 

"Sebagai contohnya, wanita yang mengkonsumsi obat kontrasepsi oral, dimana mereka mengkonsumsi obat yang mengandung zat aktif (hormon) selama 3 minggu, dilanjutkan dengan 1 minggu berikutnya dimana mereka mengkonsumsi obat tanpa zat aktif (tanpa hormon). Mereka cenderung mengalami migrain selama masa satu minggu terakhir tersebut. Namun hal sebaliknya terjadi pada masa kehamilan (dimana tubuh melepaskan banyak hormon estrogen), yang ditandai dengan sedikitnya kasus migrain", Li menambahkan. Patut dicatat disini bahwa estrogen juga berperan memacu perkembangan kanker payudara.

Alasan lain yang dikemukakan mengapa wanita yang mengalami migrain cenderung lebih rendah terkena kanker payudara adalah obat NSAID (non steroidal anti inflammatory drug), yang biasanya dikonsumsi oleh wanita penderita migrain. "Memang ada bukti yang mengarah bahwa obat-obatan ini mampu melindungi pasien dari kanker. Dimungkinkan bahwa obat-obatan jenis ini turut pula mengambil bagian dalam pengurangan risiko terkena kanker, walupun tidak bertanggungjawab terhadap keseluruhannya", tambah Li.

Zat Penyebab Kanker pada Produk Mandi Bayi



Banyak produk-produk mandi yang diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak yang dideteksi mengandung senyawa kimia yang dikaitkan dengan kanker dan alergi.
The Campaign for Safe Cosmetics mengatakan bahwa sebanyak 23 dari 28 produk yang diperiksa mengandung formaldehid, yang dianggap menyebabkan kanker oleh Environmental Protection Agency (EPA).

Selain itu, sebanyak 32 dari 48 produk mengandung senyawa 1,4-dioksan yang juga dianggap sebagai senyawa karsinogen (penyebab kanker)  oleh EPA. 

Menanggapi hasil penelitian ini, Johnson & Johnson, melalui juru bicaranya menyatakan bahwa produk mereka aman untuk dipakai karena sudah sesuai dengan peraturan yang ada.

Tanggapan lain juga datang dari Personal Care Products Council, yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan kosmetik dan perawatan pribadi berkomitmen pada keamanan produk dan bersungguh-sungguh menjaga kepercayaan konsumen. Lembaga ini juga menghimbau agar para orang tua diberi informasi yang lengkap dan akurat dari segi ilmiah daripada laporan-laporan bersifat peringatan dan tidak lengkap.

No comments:

Post a Comment