Konsumen di Tanah Air mulai mengubah kecenderungannya dari memakai produk desktop ke produk ponsel pintar (smartphone). Hal itu seiring tren perkembangan teknologi informasi di dunia dan kenaikan pendapatan masyarakat Indonesia sehingga mampu membeli gadget terbaru.
"Sekarang ini produsen (komputer) desktop bisa bangkrut gara-gara pengguna jarang yang memakai desktop".
Ketua Yayasan Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Indonesia Hidayat Tjokrodjojo menjelaskan, perkembangan TI memang aneh sehingga membuat pengguna harus pintar-pintar dalam membeli perangkat digital (gadget).
"Sekarang ini produsen (komputer) desktop bisa bangkrut gara-gara pengguna jarang yang memakai desktop. Semua beralih ke smartphone," kata Hidayat selepas membuka Pameran Indocomtech di Jakarta Convention Center Jakarta, Rabu (2/11/2011).
"Karakter pengguna produk TI, terutama di Indonesia," kata Hidayat, "memang sukar ditebak." "Beberapa tahun lalu, penjualan desktop masih merajai di pusat pertokoan."
Hidayat mengaku belum memiliki data khusus terkait penurunan jumlah pembeli (komputer) desktop hingga saat ini. Namun perkiraannya, jumlah pengguna desktop dibandingkan pengguna smartphone sudah mencapai 1:2. Harapannya, dengan kenaikan jumlah pengguna smartphone ini, pemerintah akan merespon baik untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi baik, melalui satelit maupun kabel optik. Menurut dia, hal itu akan mempermudah kinerja masyarakat dalam bekerja. Imbasnya, kenaikan secara ekonomi (pendapatan) akan meningkat.
Di tempat yang sama, pembina Yayasan Apkomindo, Rudi Rusdiah, mengaku, kecenderungan perubahan penggunaan perangkat digital itu sesuai dengan target Pemerintah Indonesia pada tahun 2015 untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang melek ilmu pengetahuan. Salah satunya dengan memanfaatkan produk TI.
"Kita sudah benar-benar on track di industri ini. Hanya perlu dukungan dari industri, pemerintah dan industri terkait untuk meningkatkan industri ini," katanya.
Sumber : Kompas.com
No comments:
Post a Comment